Financial Freedom (Kebebasan Finansial) adalah dua kata yang menjadi cukup populer di dunia beberapa tahun terakhir ini. Salah satu tokoh yang mempopulerkan istilah ini adalah Robert T. Kiyosaki. Rata-rata melalui bukunya Robert menggunakan konteks “Financial Freedom” dalam menjelaskan intisarinya. Menarik sekali kalau teman-teman dapat membaca bukunya, meskipun belum semuanya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Yang sudah diterjemahkan diantaranya adalah Rich Dad Poor Dad, Cashflow Quadrant, Guide to Investing, dan Rich Dad School of Business. Buku tersebut banyak dibaca orang bahkan minggu lalu saya mendapati, orang di bandara, di pesawat, di lobby hotel, bahkan seorang klien sedang membaca salah satu dari buku tersebut. Istilah “Financial Fredom’ ini dipopulerkan oleh Robert T. Kiyosaki sekitar tahun 1997, melalui sekolah bisnis yang didirikannya bernama Cash Flow Technologies, Inc. Sekolah ini mengajarkan mengenai seluruh langkah-langkah menuju financial freedom.
Setelah sukses dengan sekolah bisnisnya akhirnya dia menjadi seorang penulis hingga sekarang.
Pada intinya Rich Dad Poor Dad, CashFlow Quadrant, dan Guide to Investing menggambarkan bagaimana dalam hidup kita mengelola keuangan layaknya seorang manajer keuangan. Artinya bagaimana penghasilan yang didapatkan, apakah itu dari bekerja, bisnis, atau lainnya yang dikategorikan sebagai earned income dapat berputar dan menghasilkan lagi sehingga pada suatu saat apabila jumlahnya sudah cukup orang tidak bekerja lagi untuk uang, namun uang yang bekerja untuk orang tersebut. Itulah yang dinamakan passive income. Passive Income ini dapat berupa penghasilan jual beli tanah, hasil kontrakan rumah, bunga deposito, pendapatan dari saham, royalti, ataupun lainnya.
Robert memberi contoh bagaimana liku-liku perjalanan hidup ayah angkatnya yang dia beri nama “Rich Dad” meskipun hanya lulusan SMA dapat menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii, Sementara ayah aslinya yang dia beri nama “Poor Dad” lulusan (S-3 / Doktor) sekolah ternama di Amerika Serikat hanya biasa-biasa saja, bahkan tidak memiliki cukup uang untuk masa pensiun. Menurut Robert, kuncinya adalah “Rich Dad” melek secara finansial, sementara “Poor Dad” tidak. Melek secara finansial menurut Robert artinya mengerti cara bekerja sebuah neraca dalam pengelolaan keuangan sehari-hari.
Dia juga memberi contoh pekerjaan manusia dibagi dalam 4 (empat) kuadrant sebagai berikut :
Menurut Robert posisi dalam kuadrant sebelah kanan pada diagram di atas lebih menguntungkan / efektif dalam meningkatkan asset suatu neraca karena penambahan setiap pos dalam sisi asset berasal dari sisi Laba di tahan (retained earning) pada kolom sebelah kanan neraca. Sebaliknya dalam kuadrant sebelah kiri penambahan pos asset sebagian besar berasal dari sisi liabilities pada kolom sebelah kanan neraca, sehingga meskipun assetnya bertambah likuiditasnya akan semakin ketat / kecil. Namun pada akhir bab Robert menambahkan seorang yang berada pada kuadrant E dan S dapat juga memiliki hasil akhir yang baik asalkan mengerti pemahaman bekerjanya neracar dan pada waktunya berubah menuju kuadrant sebelah kanan atau dengan kata lain memiliki jiwa entrepreneurial skill untuk menjadi seorang Investor. Menurut saya ajaran Cash Flow Quadrant versi Robert baik untuk dipelajari, namun pengertian “Financial Freedom” itu sendiri sangat relatif bagi masing-masing orang. Contohnya arti kebebasan finansial untuk seorang rohaniawan (ustad, pastor, pendeta atau biksu) akan lain dengan seorang pedagang. Kebebasan finansial seorang guru di desa terpencil akan lain dengan arti kebebasan finansial seorang guru di kota besar. Pada intinya adalah tidak ada definisi baku dari kebebasan finansial. Kebebasan finansial bisa berarti “kemampuan memiliki uang”, bisa berarti “kemampuan memberi banyak kepada orang lain”, bisa juga berarti “memiliki banyak waktu untuk keluarga”, atau pun bisa berarti “ dapat berlibur kemana saja kalau mau”.
Terlepas dari pilihan pergertian mana yang diambil, mungkin kita balik lagi kepada tujuan hidup, visi, dan panggilan hidup masing-masing. Menurut James Gwee kita harus memiliki kompas dalam hidup kita, di mana kompas ini akan mengarahkan perjalanan hidup kita, apakah perjalanan yang dilalui sudah dalam track-nya (on the right track) atau belum. Kompas tersebut adalah “Keluarga, Keuangan, Agama, Hidup Sosial, dan Kesehatan.” Masing-masing orang memiliki prioritas yang berlainan untuk kompas tersebut sesuai dengan tujuan hidupnya. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah meluangkan waktu yang cukup atas pilihan kita dari kompas tersebut ? Apabila belum, berarti jalan kita belum berada dalam track-nya dan harus segera diperbaiki.
Reference :
Robert T. Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad & Cash Flow Quadrant
Pertanyaan : (Dijawab di lembar sebaliknya)
1.Apa pendapat anda tentang Financial freedom ? Jelaskan.
2.Apa usaha anda dalam mencapai financial freedom ?
Minggu, 27 April 2008
Financial freedom
Label:
financial freedom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar